Sabtu, 11 Januari 2025

Keterbatasan Sarana dalam Pembelajaran di SDN Sirnarasa


Seorang Guru sedang mengajar di SDN Sirnarasa, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi pada tanggal 11 Januari 2025. Saat penyampaian materi, guru masih menggunakan spidol serta papan tulis karena tidak adanya sarana serta keterbatasan perangkat elektronik seperti komputer dan proyektor. Hal ini menghambat visualisasi materi dan menurunkan minat belajar siswa.

Kamis, 09 Januari 2025

Pembekalan Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) 1 & 2 yang berlangsung di Auditorium UMMI

 


Telah dilaksanakan kegiatan Pembekalan Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) 1 & 2 yang berlangsung di Auditorium UMMI pada tanggal 8 Januari 2025. Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh mahasiswa aktif Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) yang mengampu mata kuliah PLP 1 & 2. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan persiapan kepada mahasiswa sebelum terjun langsung ke lapangan dalam rangka melaksanakan program PLP 1 & 2 di berbagai sekolah mitra UMMI.

Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang menekankan pentingnya pemahaman tentang lingkungan persekolahan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai calon pendidik yang profesional. Dalam sambutannya, Dekan juga mengingatkan agar mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan keterampilan dan memperdalam pengetahuan dalam dunia pendidikan.

Acara selanjutnya yaitu penyampain materi oleh Ibu Arsyi Rizqia Amalia mengenai PLP. Dalam penyampaian materinya, Ibu Arsyi Rizqia Amalia menjelaskan mengenai hal apa saja yang harus dilakukan mahasiswa baik PLP 1 & 2 dalam pelaksanaan kegiatan PLP. Adapun materi kedua yaitu mengenai cara penggunaan website P2k yaitu sebagai sarana  yang digunakan mahasiswa selama kegiatan PLP berlangsung. Adapun tujuan diadakannya PLP ini yaitu agar mahasiswa dapat mengimplementasikan materi yang sudah dipelajari selama perkuliahan berlangsung dan dapat menjadi bekal sebelum terjun ke lapangan sebagai seorang pendidik.

Pembekalan ini diharapkan dapat mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi kehidupan sekolah dengan lebih baik, serta memberikan mereka pandangan yang lebih luas tentang dunia pendidikan di Indonesia. 

Kegiatan ini ditutup dengan harapan agar mahasiswa dapat menjalani kegiatan PLP 1 & 2 dengan penuh semangat dan profesionalisme, sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah yang menjadi mitra UMMI.

Selasa, 07 Januari 2025

Laporan Kinerja Redaksi: 4 Perusahaan Redaksi Fokus pada Evaluasi dan Pengembangan Format Berita


Senin, 6 Januari 2025 - Empat perusahaan redaksi, yaitu Narasi Lensa, Ragam Potret, Detektif Kuliner, dan Sobat Relik, berhasil melaksanakan presentasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas berbagai kegiatan dan pencapaian yang telah mereka lakukan selama beberapa minggu terakhir.  

Dalam presentasi tersebut, masing-masing perusahaan memaparkan laporan terperinci terkait capaian mereka, seperti pencapaian target pengikut di media sosial, jumlah pengunjung blog, serta berita-berita unggulan yang menjadi sorotan. Selain itu, perusahaan juga saling berbagi pengalaman terkait format blog yang digunakan.  

Selain pemaparan laporan, diskusi juga mencakup permasalahan terkait anggota perusahaan yang tidak ikut berkontribusi dalam pembuatan berita. Masalah ini dapat ditindaklanjuti oleh pimpinan umum, dengan syarat pimpinan perusahaan terkait terlebih dahulu membuat surat rekomendasi resmi yang kemudian diserahkan kepada pimpinan umum untuk proses lebih lanjut.  

Acara ini menjadi ajang evaluasi sekaligus momen kolaborasi, di mana keempat perusahaan dapat saling berbagi visi dan inspirasi. Dengan langkah ini, mereka diharapkan mampu terus memberikan kontribusi yang signifikan di sektor kreatif dan sosial pada masa mendatang.

Sabtu, 04 Januari 2025

Mahasiswa FKIP UMMI Mengikuti Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) Internasional ke Thailand Selatan

Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) yaitu kegiatan praktik lapangan yang diikuti oleh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). PLP juga merupakan langkah awal untuk memberikan pengenalan lapangan terkait dunia persekolahan kepada mahasiswa sekaligus untuk membangun jati diri sebagai calon pendidik. Salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi dari program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini mengikuti kegiatan PLP Internasional ke Thailand Selatan, yaitu Nailah Dwi Putri dari semester 3.

Nailah mengatakan motivasinya untuk mengikuti kegiatan PLP Internasional ini yakni bahwa beliau ingin mengasah keterampilan mengajar anak usia dini dengan suasana dan program-program yang berbeda dari Indonesia. Nailah juga menyampaikan bahwa ia mendaftarkan dirinya untuk mengikuti kegiatan PLP Internasional ini yaitu tiga bulan sebelum pemberangkatan. Kuota pendaftaran kegiatan PLP Internasional inipun diberikan hanya kepada orang-orang yang sudah siap untuk mengikuti PLP di tingkat Internasional lalu selanjutnya diberikan pembekalan yang cukup. Setelah pengumuman kelulusan diinformasikan kepada para mahasiswa yang mendaftarkan diri pada kegiatan tersebut, pemberangkatan pun akhirnya dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2025 dan akan selesai pada tanggal 29 Januari 2025. 

Banyak sekali manfaat dalam mengikuti PLP Internasional ini yakni selain menambah pengalaman juga mengetahui lebih dalam kegiatan dan program apa saja yang dilaksanakan di tempat PLP Internasional ini yakni di Thailand Selatan. Nailah juga berharap kegiatan PLP Internasional ini perlu untuk dilanjutkan untuk tahun berikutnya, karena pada tahun ini hanya FKIP saja yang membuka program PLP Internasional ke Thailand, semoga untuk tahun yang akan datang bisa lebih banyak lagi fakultas lainnya untuk membuka program PLP di tingkat Internasional.

Kamis, 02 Januari 2025

Langkah Baru Pendidikan Indonesia: Pemerintah akan kembali menggelar Ujian Nasional?

Pemerintah berencana untuk mengadakan kembali ujian nasional (UN) sebagai evaluasi akhir hasil belajar siswa. Langkah ini dibuat sebagai alat ukur ketercapaian akademis siswa tingkat nasional. Namun, menurut beberapa pihak, UN masa mendatang berbeda dengan UN masa lampau. Adanya evaluasi dengan melihat keberhasilan serta pengalaman sejarah menimbulkan pemikiran untuk mengubah sistem evaluasi baru yang lebih efektif berbeda dengan sebelumnya.

Keputusan tersebut diumumkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) yang diterbitkan baru-baru ini. Adapun keputusan tersebut menyebutkan bahwa kebijakan ini dilakukan hanya untuk sekolah-sekolah yang sudah terakreditasi. Adapun pelaksanaan UN itu sendiri tidak langsung dilaksanakan serentak pada tahun 2025, karena dibutuhkan beberapa persiapan dalam pelaksanaannya secara matang dan menyeluruh sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif.

Beberapa pihak menyambut positif kebijakan ini, adanya pelaksanaan UN kembali membuat siswa mengetahui sampai mana pemahamannya pada pembelajaran. UN itu sendiri lebih menekankan kepada hasil evaluasi per masing-masing siswa sehingga dapat menentukan kelulusan. Menyangkut kebijakan sebelumnya yakni pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) yakni Nadiem Makarim yaitu pada tahun 2021 silam. Berbeda dengan UN, Pelaksanaan AN lebih menekankan pada pengevaluasian semua komponen yang terdapat dalam sekolah. Mulai dari kompetensi siswa, pendidik hingga sistem sekolah yang terdapat dialaminya. 

Pada dasarnya, diantara kedua sistem tersebut sama-sama mempunyai kelemahan serta kelebihan tersendiri. Keduanya sama-sama mempunyai tujuan sebagai alat ukur keberhasilan capaian akademis siswa di tingkat nasional. Dengan adanya perubahan kembali mengenai kebijakan pemerintah mengenai pelaksanaan UN kembali, beberapa pihak berharap bahwa hal ini menjadi langkah kecil yang dapat menciptakan pendidikan di Indonesia berkembang dan dapat mencapai tujuan Indonesia emas 2045 pada masa mendatang.


Informasi dalam artikel ini dikutip dari laporan kompas.com yang diterbitkan pada 1 Januari 2025.

Selasa, 31 Desember 2024

Masa Depan Kampus Mengajar: Akankah Dilanjutkan Pasca Pergantian Menteri?

Pergantian Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun ini membawa perhatian terhadap masa depan berbagai program unggulan, termasuk “Kampus Mengajar”. Program yang diluncurkan sejak 2021 ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan dengan menjadi pendamping guru di sekolah-sekolah yang membutuhkan. Program ini dinilai berhasil memperbaiki kualitas pembelajaran dan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa.

Namun, pasca pergantian kepemimpinan, belum ada kepastian apakah program “Kampus Mengajar” akan tetap dilanjutkan. Hal ini memunculkan kekhawatiran, terutama di kalangan mahasiswa yang telah merasakan manfaat besar dari program ini.

Salah satu mahasiswa dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang pernah mengikuti program Kampus Mengajar tersebut di angkatan ketujuh menyampaikan bahwa “Mengikuti kampus mengajar merupakan pengalaman yang sangat berarti bagi saya, karena melalui program ini pertama kalinya saya dapat berinteraksi langsung dengan siswa di sekolah, bertemu dengan para pengajar yang hebat meskipun di sekolah tersebut fasilitasnya terbatas, berbagi ilmu dengan teman kelompok, dan sebagainya”.

Banyak sekali manfaat yang dihasilkan dari adanya program tersebut antara lain peningkatan kompetensi mahasiswa dalam kepemimpinan, komunikasi, dan pemahaman pendidikan di daerah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal).

Kami, sebagai mahasiswa, berharap program ini dapat dilanjutkan karena dampaknya yang positif, baik untuk pendidikan nasional maupun pengembangan keterampilan mahasiswa. 

Kami berharap pemerintah baru tetap memberikan prioritas pada program ini agar cita-cita meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dapat tercapai secara berkelanjutan.

Sabtu, 28 Desember 2024

Peluncuran Gerakan 7 kebiasaan Anak Indonesia oleh Kemendikdasmen

Pada tanggal 27 Desember 2024, telah terselenggara kegiatan acara drama musikal yang menggambarkan tujuh kebiasaan anak Indonesia. Dalam kegiatan tersebut, Bapak Sogi Indra Dhuaja bertugas sebagai pembawa acara yang memandu acara tersebut dengan lancar hingga selesai. Acara ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan Menengah yaitu bapak Abdul Mu'ti beserta ibu Masmidah, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat bapak Muhaimin Iskandar, Menteri Kebudayaan bapak Fadli Zon, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Perencanaan Pembangunan Nasional Bapak Rahmat Mampudi, Kepala Badan Gizi Nasional Bapak Dadan Hindayana, Wakil Menteri bapak Bima Arya, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah bapak Atip Latipulhayat beserta ibu Neni Herni Nuraeni, Wakil Menteri Pendidikan tinggi Sains dan Teknologi bapak Fauzan, Wakil Menteri Kesehatan bapak Dante Saksono Harbuwono, Wakil ketua 10 DPR lalu bapak Hardian Irfani dan bapak Mahfudz Abdurrahman, Para Pimpinan Organisasi Keagamaan, Organisasi Pendidikan,  Organisasi Mitra, serta tamu undangan lainnya. 

Diselenggarakannya acara ini tentunya untuk menjadikan generasi massa depan yang akan datang, tentunya untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Sekretaris Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah ibu Surhati yang menyampaikan laporan kegiatan, beliau menyatakan bahwa terselenggaranya kegiatan acara ini  yaitu untuk memperkuat sumber daya, pendidikan dan juga memperkuat karakter bangsa, beliau mengharapkan besar harapannya agar gerakan ini menjadi langkah strategis dalam mencetak Generasi Indonesia yang sehat cerdas dan berkarakter unggul sebagai pondasi menuju Indonesia emas 2045.

Menteri Pendidikan dan Menengah bapak Abdul Mu'ti menyelenggarakan acara kegiatan Peluncuran Gerakan 7 kebiasaan Anak Indonesia Hebat bertujuan untuk Memperkuat Pendidikan Karakter melalui pembiasaan yang sederhana namun berdampak besar. Tujuah kebiasan itu meliputi: Bangun pagi, Beribadah, Berolahraga, Gemar Belajar, Makan Sehar dan Bergizi, Bermasyarakat, serta Tidur Cepat. Kebiasaan inilah tentunya untuk meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga untuk membentuk mental dan moral yang tangguh.

Dengan adanya 7 gerakan ini, anak-anak Indonesia sudah bisa mulai membangun untuk kebiasaan positif sejak dini. Kebiasaan inilah diharapkan untuk menjadi pondasi yang kokoh bagi generasi selanjutnya, bagi diri sendiri, serta menjadi moral penting massa depan bangsa.

Keterbatasan Sarana dalam Pembelajaran di SDN Sirnarasa

Seorang Guru sedang mengajar di SDN Sirnarasa, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi pada tanggal 11 Januari 2025. Saat penyampaian materi, guru...